Masuk ke kuartal kedua, pariwisata Indonesia akan segera take off. Semua indikator ekonomi dunia menunjukkan gejala positif. Generating countries sudah mulai recovery. Ini yang saya sebut akan muncul aktivitas New Wave Tourism. Dimotori oleh negara-negara yang tumbuh negatif (wisman ke indonesia nya, seperti South Korea, Japan, Singapore, Germany, England, India) pada masa setahun lalu, kuartal kedua ini akan menjadi basis penentu apakah Indonesia akan tetap tumbuh angka wismannya atau tidak.
Survival of the Fittest nya Herbert Spencer menggambarkan ini dengan sangat jelas. Bahwa kata 'fit' disini bukan berarti yang secara fisik lebih kuat atau tangguh, tetapi lebih kepada kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Tourist yang 'fit' terhadap krisis kemarin dan survive akan segera melancong ke luar negeri. Penggeraknya? (1) baby boomers - di USA hampir 8000 orang pensiun setiap hari, di Jepang lebih dari 8500 orang pensiun setiap hari, (2) saya menyebutnya sebagai 'frequent tourist people' yang kemarin terlalu sibuk mengurusi krisis dan tidak memikirkan untuk vakasi selama krisis, dan (3) saya menyebutnya sebagai 'smart people' yang menahan pengeluaran selama 2 tahun krisis. Ketiganya akan bergerak intraregion di pertengahan tahun 2010 sampai dengan mendekati kuartal akhir nanti.
Salute untuk pak wientor,
ReplyDeleteyang mampu mengupas dan mendalami issue di bidang kepariwisataan.
dengan pendekatan kapabilitas bapak, bolehkah saya meminta bapak untuk memberikan masukan tentang kepariwisataan di provinsi kepulauan riau (kepri)?
fyi:sebagai provinsi baru(dulu bagian dari riau)yang terdiri dari 2 kota (batam dan tanjungpinang) serta 5 kabupaten (bintan, karimun, lingga, anambas, natuna).beberapa wilayahnya berbatasan langsung dengan singapura, malaysia, vietnam)
1. bagaimana mengembangkan kepariwisataan dengan segala keterbatasan pemda-nya?
2. strategi apa yang bisa diterpkan dalam jangka pendek (5tahun) kedepan?
terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu membaca tulisan saya.
r_s_iqbal@yahoo.co.id
disbudpar prov. kepri
Dear Pak Iqbal,
ReplyDeleteKepri adalah salah satu favorit saya. Potensinya luar biasa. Selain komparatif karena dekat dengan pasar singapore, malaysia dan vietnam, unsur kompetitifnya juga mempunyai diferensiasi yang tinggi. Mirip phuket nya Thailand lah..
Saya selalu percaya bahwa keterbatasan bukanlah hal yang menjadi halangan untuk maju. Kata kuncinya : presisi. Presisi di produk dan presisi di market. Oleh karena itu, dengan sumberdaya yg dipunyai, terutama objek pantai dan laut seperti diving, snorkling, yachting, atau yang lain, lebih baik menggaet operator atraksi yang memang sudah terbukti mempunyai jaringan pasar.
Cari dulu destinasi yang serupa, seperti mentawai, nias, siladen atau bahkan raja ampat..ajak operatornya famtrip ke kepri kemudian buat pengelolaan bersama dengan mutual benefit bagi pihak2. Kondisi atraksi yg seperti dipunyai kepri sangat cocok mengantisipasi new wave tourism yang sangat segmented dan peduli lingkungan serta penuh dengan involvement turis. Jangan lupa pak, pasar yg segmented itu sangat loyal dan ber-emosi, artinya gengsi duluan daripada fungsi.
Semoga sukses pak Iqbal, jangan ragu kontak japri saya di ; wrahmada@costra.net
dear pak wientor,
ReplyDeletemohon maaf sebelumnya baru direspon.
terima kasih atas jawaban dan analisa bapak, ada satu poin penting yang mungkin bisa (atau sudah)dicoba dimulai, yaitu dengan mengajak para operator untuk trial produk kepri dengan pemberian insentif dari provinsi sendiri bagi para operator.
semoga bisa di programkan ke depan dan membawa manfaat bagi kepariwisataan nasional.
maju terus pariwisata indonesia
sukses untuk pak wientor