Kita semuanya mengerti bahwa aktivitas pariwisata bukanlah aktivitas parsial. Dari satu kegiatan ke kegiatan yang lainnya terkoneksi, terintegrasi sehingga memunculkan sebuah pengalaman berwisata yang utuh dan maksimal. Jadi, kita tidak bida mengklaim bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bandung hanya mempunyai tujuan untuk shopping saja, atau kuliner saja. Kepariwisataan itu adalah bundling of products, yang tangible dan intangible, dari aksesibilitas sampai dengan atraksi.
Perwujudan dari kondisi terkini di Bandung, ketika pemkot berusaha untuk menaikkan pajak hiburan di sektor tertentu menjadi 75% (dari 30%), mengindikasikan bahwa pemkot sedang menarik ulur industri ini. Pendapatan dari sektor hiburan yang hanya 4,1 milyar per tahun dirasa tidak cukup melihat kondisi empiris meluapnya wisatawan setiap akhir minggu. Sejujurnya, untuk industri sebesar ini, 4,1 milyar bukanlah angka yang pas. Seharusnya bisa lebih.