Saturday, August 4, 2012

Bisnis Tour & Travel Ala Muhamad Haris Zulkarnain




Saya mengenai pengusaha yang satu ini, Muhamad Haris Zulkarnain, sudah agak lama sebetulnya. tetapi baru ada kesempatan untuk berbagi beberapa hari yang lalu di kantor. Haris adalah pendiri dan pemilik Marga Tour dan Raja Tiket yang saat ini sudah mempunyai 8 cabang Marga Tour dan 9 cabang Raja Tiket di kota-kota di Indonesia. Total omzet keduanya saat ini mencapai 5 milyar dalam 1 bulan. Luar biasa!

Pembawaannya yang bersahaja sangat mencerminkan bisnisnya yang dijalankan dengan prinsip : sharing. Semua dibagi katanya. Bahkan problem juga dibagi sama karyawan-karyawannya. Berbicara dengan Haris selalu menyenangkan dan tidak terasa waktu berlalu cepat. Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini tidak ragu-ragu untuk berbagi tips kesuksesannya. Berikut petikan obrolan sore itu :

Kapan mulai bisnis travel?
Pada saat kuliah tahun 2004. Orderan pertama dari Fakultas Hukum Unpad tahun 2005. Waktu itu saya ditantang untuk membuat paket ke Bali (padahal saya belum pernah ke Bali, bahkan belum pernah naik pesawat). Pada saat itu, setelah mendapatkan tantangan saya berkeliling hampir ke semua travel agent di Bandung, sampai saya bertemu dengan Trijaya Wisata (pak Rilly) yang mengajarkan saya semuanya. Alhamdulillah tour nya sukses.

Berapa modal awalnya?
Setelah saya ke Dubai bekerja, hampir kerja di kapal pesiar saya kembali ke Bandung. Kondisi tidak membaik setelah menikah, saya pernah diusir dari kontrakan di Sukasari Bandung. Saya ingat saya mulai lagi di tahun 2008. Modal 250 ribu yang saya pergunakan : 100 ribu untuk bikin kartu nama, 50 ribu untuk beli pulsa dan 100 sodaqoh di rumah yatim. Sepuluh menit setelah saya sodaqoh, saya mendapatkan jawaban dari Allah SWT. Saya mendapatkan sms order untuk tour ke Nusa Kambangan.  

Susah nggak berbisnis travel?
Sangat mudah :) ini bukan bisnis matematis. Saya percaya yang jalankan bisnis saya ini Allah. Sepenuhnya. Jadi ini adalah bisnis yang sangat mudah.

Apa indahnya bisnis travel?
Saya bilang ini bisnis seneng-seneng. Bisnis ini berhubungan dengan orang-orang yang seneng. Orang yang dateng ke travel pasti punya duwit karena akan liburan atau beli tiket atau pergi kemana. Nah karena ini bisnis senengg seneng, yang kerja juga harus seneng. Semuanya dimulai dari hati kita. Jangan lupa bisnis ini berkaitan dengan bisnis yang lain, seperti bisnis hotel, transpor, dll. Saya selalu mengingatkan ke karyawan bahwa bisnis ini adalah ibadah karena bisa menghidupi bisnis yang lain juga.

Apa kunci kesuksesan Marga Tour?
Kami ini berbisnis berdasarkan ilmu sharing. Semuanya kami sharing, termasuk profit yang kami punya. Tanpa mengurangi keuntungan mitra, pembagian yang tadinya 75% mitra dan 25% kantor pusat (untuk kantor cabang), sekarang saya bagi yang 25% menjadi 10% profit, 10% sharing ke employee dan 5% untuk sedekah. Saya percaya bukan yang 20% yang menggerakkan usaha ini, tetapi justru yang 5%. Itu langsung dari yang di Atas. 

Kesulitan?
Permasalahannya selalu klasik : finansial dan SDM. Konsep saya adalah : from stakeholder dirubah ke shareholder. Jadi karyawan saya adalah pemilik perusahaan ini. Ini kunci perusahaan saya. Rasa memiliki karyawan menjadikan setiap permasalahan menjadi permasalahan bersama. Setiap karyawan tahu berapa omzet dan keuntungan perusahaan ini. Kami sangat terbuka. Jadi solusipun dicarai bersama-sama.Prinsip saya : doa dan bergerak. Kalau ada masalah ya berdoa kemudian bergerak mencari solusinya. 

Visi kedepan apa?
Mimpi saya ingin membuka Marga Tour dan Raja Tiket di Seluruh Indonesia. Cita cita : menjadi pengusaha Indonesia yang berkelas dunia yang memberikan manfaat bagi banyak orang.