
Gerbong Pariwisata memang terlalu berat apabila disinggahi oleh Kebudayaan. Secara prinsip bisa, tetapi secara implementasi sulit dilaksanakan. Garis singgung Kebudayaan dan Pariwisata, secara keilmuan, ada di outer ring. Kebudayaan sebagai value of life tidak bisa diselaraskan secara langsung kepada Pariwisata, tetapi Kebudayaan sebagai Seni lebih memungkinkan. Perbedaan pandangan ini telah terjadi bertahun-tahun, menimbulkan dampak sistemik negattif pada pengelolaan yang berdomain Pariwisata. Saling silang, senggol dan sindir menyertai duo Kebudayaan (baca: budayawan} dan Pariwisata.
Nah, secara implisit, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa bernasip sama. Pertemua keduanya juga di ujung, bukan di proses ataupun di inner ring. Perbedaan terbesar adalah bahwa sekarang terdapat posisi Wamen. Peran wakil menteri ini yang akan menentukan. Beruntuk Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai wakil menteri yang cerdas dan berhaluan Pariwisata yang kuat. Fokus, konsentrasi dan akurasi diharapkan tetap terjaga.